Higurashi no Karasu

HEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!
Q A Q|||

SABAR dalam bahasa Furie mungkin jika tak Sesuai keinginannya kAu Bakal jadi dadAR

ga dadar kok lirina.. palingan jd Ash,,, *nb: bukan ash yg di pokemon

...

Gadis itu membuka matanya perlahan, sinar matahari yang masuk melalui celah – celah kecil ventilasi rumah kosong tersebut langsung menyinari wajahnya yang baru terbangun. Mata indahnyanya masih rentan cahaya, ia gesekan beberapa kali dengan telapak tangan kirinya. Kemudian terdengar beberapa suara burung menyapa gadis berambut hitam itu.

Setelah mengumpulkan cukup tenaga untuk bangun, ia berjalan kearah jendela lalu membukanya. Pemandangan yang menakjubkan langsung terlihat dimana hutan yang rimbun dan sangat luas sejauh mata memandang. Angin berdesis sepoi – sepoi menambah sejuknya pagi hari itu. Beberapa burung langung masuk dan hinggap di canvas jendela sebelum mereka terbang bebas kembali, gadis itu tersenyum sembari duduk di dijendela itu.

Setelah menghirup udara pagi, ia menengok kearah baju sekolah yang sama dengan Kizu tergantung rapih dan bersih. Menghela nafasnya dengan berat, Karasu segera mengganti piyamanya dengan pakaian pendeta dan keluar dari kamarnya yang sederhana.

Asap mengepul dan keluar dari celah ventilasi kayu didapur, bunyi retakan kayu yang terbakar sangat jelas terdengar. Sebuah panci berwarna hitam pekat terdapat diatas kobar api yang sedang menggelora.

“fuh… fuh…”

Karasu dengan rajinnya meniup api diperapian agar terjaga kepanasannya. Sebuah dapur sederhana dimana lantainya masih beralaskan tanah dan temboknya terlihat sudah cukup tua. Tak berapa lama, Karasu menggankat tutup panci besar tersebut dan terlihat masakan sayuran umbi yang sudah matang dan tampak lezat.

“selamat makan.”

Ujar gadis belia itu yang kini sudah duduk di ruang makan, diatas meja makan itu terdapat nasi putih, teh hijau hangat, serta masakan yang tadi dibuatnya. Shoji yang terbuka membuat pemandangan alami terlihat dari ruang makan, kolam kecil dengan suara gemericik air yang turun serta desisan hutan yang menari diterpa angin.

Suap demi suap nasi masuk kedalam mulutnya yang kecil, sebuah suasana yang damai dipagi hari. Selesai sarapan dan membereskan perabotan, Karasu duduk diruang makan sambil membuka beberapa buku ditemani secangkir teh. Menuliskan beberapa kalimat dibuku sambil memperhatikan buku sumber lainnya, karena penghelihatan Karasu sudah mulai memburuk… maka ia menggunakan kacamata min sebagai pembantu sehari harinya.

Jam terus bergulir, tak disangka dentang jam menunjukan pukul 11 siang. Buku – buku yang tadi dipelajari karasu sudah berada ditempatnya kembali. Kini terdengar alunan mantram – mantram merdu dari ruang kuil utama.

Lilin – lilin hampir menghiasi setiap sudut ruang kuil utama yang terlihat gelap, dimana dialtar utama terdapat patung budha dengan ukuran sangat besar. Sebuah pedang suci terlihat dibawahnya. Karasu sedang melakukan aktifitas rutinnya yaitu menyucikan benda keramat yang berada dirumahnya termasuk pedang tersebut.

Dalam konsentrasinya, ia melihat sebuah pemandangan tak lazim. Dimana desa sekarang ia tinggal terbakar habis oleh seseorang yang tak ia ketahui. Dalam bayangan itu juga, dirinya terluka sangat parah dan tak bisa beregenerasi seperti biasanya. Namun ia yakin, ia sedang dipelukan sesorang pria yang melindunginya. Perlahan membuka mata, ia mendapati dirinya kembali berada di altar suci kuil utama.

“apa… maksudnya hal barusan ?”

-|||-

Awan mulai keoranyean, beberapa anak mulai keluar sekolah dan bercengkrama untuk pulang bersama. Terlihat burung – burung juga sudah mulai pulang kerumahnya, matahari sore terpancar begitu indah di ufuk barat.

“tu… tapi ini sudah terlalu sore.”

Ujar Yuzu cemas terhadap Kizu yang sudah menaiki sepedanya.

“tenang saja, aku akan pulang sebelum matahari terbenam… pastikan nenek mengetahui hal ini.”

“ukh… baiklah, aku mengerti.”

“tolong ya, yuzu… kali ini saja.”

Yuzu menghela nafasnya sesaat, kemudian ia tersenyum dan menggangguk. Dengan semangat, Kizu mengayuh sepedahnya meninggalkan Yuzu seorang diri dihalaman sekolahnya. Angin berhembus dengan kencangnya membuat aura yang sedikit menekan udara, senyuman Yuzu yang lembut tadi berubah menjadi senyuman penuh arti.

Melintasi sawah disore hari ditemani angin sejuk yang menerpa wajah membuat Kizu bersemangat mengayuh sepedanya. Jalan yang dilaluinya adalah jalan menuju kuil timur desa tersebut. Berbeda dengan jalan menuju rumah, jalan ini melintasi beberapa lembah yang bisa dikatakan curam namun aman dilewati.

“setelah ini… melewati jembatan dan sampai.” Gumam Kizu

Sebuah jembatan memang terlihat, dimana jembatan ini seperti menghubungkan dua daerah yang asing. Di ujung pandangan pemuda itu, ia melihat atap kuil yang sudah mengintip dari balik rimbunnya hutan. Burung – burung gagak mulai berlalu lalang melintasi langit sore, kizu kini sudah menaiki beberapa anak tangga kuil.

“semoga, tangganya tidak banyak. Hehehehe”

Angin mulai menurunkan volume alamnya saat menerpa dedauan, Kizu kini sudah berada ditengah halaman kuil utama yang sepi.

“permisi… apa ada orang… eh, aku kok seperti orang bodoh ya ? seharusnya aku-”

Belum sempat ia melanjutkan kata – katanya, ia memergoki seorang gadis cantik berbaju miko berambut hitam pekat sepekat malam. Tatapan gadis itu begitu dingin namun indah dengan kerlipan cahaya penuh arti dibola matanya. Kizu yang terpesona tak bisa berkata apa – apa. Angin kembali berhembus seolah menandakan bahwa telah dimulai roda takdir yang akan mengubah jalan hidup Kizu dan Karasu. Jauh tanpa mereka berdua sadari, seringai taring tajam telah mengintai kedua orang tersebut…

To be Continued...

yang aku baca ini yg di FB adalah prologue sesunggguhnya??

ini lanjutannya, yang di FB itu prologuenya

oooooooo pantesan,,, terus2.. lanjutan ini??

belum sempat buat... mohon maaf

wkakwkawkakwk aku kirain yg lagi 1 di note fb yang gadis penyihir itu ada hubungannya ama ini. beda cerita ya

beda Furiez sama, yang gadis penyihir itu yang mana yah ?

heeeeeeeeeeee yg ujian penyihir itu aditya

Yang karakternya Kyrie itu ?


itu hanya kisah selingan saja... tapi bisa dilanjut kok.

mksdnya bisa dilanjut??? udah ada lanjutannya itu???

belum ada karena lagi - lagi terhalang tugas, waktu, dan gag ada niat
XD

eakwkakwkakwa jangan2 terkena WB alias writer block ya

begitulah furiez sama...


soalnya juga ide hebat itu mudah datang mudah pergi... jadinya kalau gag cepet dibuat rangkanya (storyboard), keburu lupa.

iya.. sama.. pernah aku bikin cerita smp tamat,... terus udah lama terus aku baca lagi.. lupa pernah bikin cerita kayak gt

tapi kalau dibaca ulang... kita gag menyangka bisa membuat cerita macam itu.

ya malah pengarangnya pengen tahu lanjutannya kayak gimana.. mendadak jd reader

wahahahahahah ! bener tuh furiez sama !

udah baca terus pada komentar gini
"hehehe ternbyata gue bs juga bikin cerita kayak gini "

wah SAJA nok !


giliran mau diremake ulang... kisahnya udah lupa deh. <<< Dodol banget

ya nih.. taoi entah kenapa banyakan cerita ga selesai.aku kehilangan banyak cerita gara2 format waktu ini.. jd males n kena WB

susah WB daripada artblock

bener.. susahan WB/. ne aja punya sketsa garis besar cerita di otak tapi beitu mw ketik..ilang