Who is online?
In total there is 1 user online :: 0 Registered, 0 Hidden and 1 Guest None
Most users ever online was 24 on Fri Feb 02, 2024 2:48 pm
Latest topics
» BA VS BOOTLEGGERby LIRINA Mon Oct 31, 2016 5:48 pm
» mana gambar kalian?!
by Kaori Suruga Mon Sep 21, 2015 3:16 pm
» Fanfic (a new day ) -________- #judul yg gak nyambung
by LIRINA Tue Sep 16, 2014 3:45 pm
» Beck (2010) (J-Movie) (2010)
by Kaori Suruga Wed Apr 23, 2014 5:27 pm
» *Blood Lad*
by Kaori Suruga Wed Apr 23, 2014 5:20 pm
» Poker Online, Poker Facebook, Judi Online, Nagapoker
by batikseo Tue Apr 22, 2014 5:45 pm
» Poker Online, Poker Facebook, Judi Online, Nagapoker
by batikseo Tue Apr 22, 2014 5:45 pm
» Agen Bola, Bandar Bola Online, Situs Taruhan Bola, 7meter
by batikseo Wed Apr 16, 2014 5:31 pm
» Agen Bola, Bandar Bola Online, Situs Taruhan Bola, 7meter
by batikseo Wed Apr 16, 2014 5:30 pm
Statistics
We have 101 registered usersThe newest registered user is harleraya
Our users have posted a total of 8552 messages in 280 subjects
Bendi and Friends
2 posters
BaliAnime :: TalkActive District :: Gallery :: FanFiction
Page 1 of 1
Bendi and Friends
ini fanfic udah lama (dr sma kayanya) inspirasi utamanya dari serial harry potter dan karya fiksi teman sy
lebih ke schoollife tp nanti ke unsur misteri, kaya gmn misterinya tunggu aja ya hehe
Chapter 1
“Bendi…cepat bangun! Sudah siang nih!” teriak Ibu dari lantai bawah
memekakan telinga. Bendi beranjak dari tempat tidurnya dengan berat
melihat jam weker,
“Hah…sudah jam 7?!” dalam hati Bendi terkaget. Salah satu benda di
tempat tidurnya jatuh menimbulkan suara kelontang cukup keras. Bendi
segera mengambil handuknya, ke kamar mandi dan berganti pakaian,
bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
“Koq baru dibangunin sih, bu…” gerutu Bendi pada ibunya sambil
melahap roti lapis kejunya bersama susu segar yang telah siap dari tadi.
“Eh…koq nyalahin ibu. Kau sudah besar, jadi ibu tidak perlu lagi
mengurus hal-hal kecil seperti ini.” jawab Ibu lantang. Bendi hanya
terdiam, tidak dapat menemukan alasan yang tepat. Secepatnya Bendi
mengambil tas yang telah dipenuhi buku yang diatur asal-asalan sambil
memakan roti lapis yang masih penuh di mulut.
Bendi langsung berangkat tapa berpamit. Seperti biasa, dia selalu
disapa oleh tetangganya yang terbiasa dengan keributan kecil itu.
“Kesiangan lagi hah…Bendi” kata Pak Burhan bernada mengejek.
“Bagaimana dengan Budi, bukankah kita serumpun” balas Bendi.
“Budi tentunya sudah lebih awal berangkat” jawab Pak Burhan menyeringai
sambil menyirami tanamannya. Tidak biasanya Budi berangkat lebih awal.
Dialah teman satu-satunya yang menemani keterlambatan Bendi.
“Pasti ada sesuatu yang membuatnya begini” pikir Bendi.
Bendi pergi ke sekolahnya berjalan kaki karena jarak sekolah dan
rumahnya hanya beberapa meter saja. Lonceng sekolah berbunyi keras sudah
terdengar di telinga Bendi.
“Biarkan saya masuk, Pak” pinta Bendi pada penjaga sekolah.
“Hal yang sangat biasa. Kapan kau akan berubah, eh?” gerutu penjaga
sekolah sambil membukakan pintu sekolah yang sudah tertutup kesekian
kalinya.
“Oh kau lagi!” kata Bu Munich tak terkejut melihat kedatagan Bendi.
“Hari ini ulangan Bahasa Inggris, apa kau lupa?” celoteh Bu Munich memperhatikan Bendi yang menuju ke bangkunya.
“Baiklah, sepertinya waktu kita tepat untuk memulainya” lanjut Bu Munich.
Bendi begitu gelisah melihat soal ulangannya karena dia tidak belajar
semalaman. Dia melihat Budi yang duduk di sebelahnya. Budi hanya
terdiam, terpaku pada satu tujuan, soal ulangan. Sesekali dia berbisik,
seakan-akan dia berbicara sendiri.
Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran berakhir.
Bendi langsung menatap bangku Budi untuk menanyakan bagaimana ulangan tadi tapi ternyata bangku itu telah kosong.
“Heh…kemana perginya anak itu? Bukankah tadi dia di sini?” pikir Bendi heran.
Dia menanyakan pada teman-teman lainnya tapi tidak ada yang mengetahui
keberadaan Budi. Hanya satu orang yang menjawab berbeda namun sangat
singkat.
“Aku tadi melihatnya di lab fisika di belakang sekolah” Nana mengibaskan
rambutnya seakan-akan dialah yang paling menarik di sekolah ini.
“Oh…terima kasih” kata Bendi.
“Bendi!” Nana memegang bahu Bendi.
“Kenapa kau begitu gelisah?” tanya Nana suaranya dimanis-maniskan.
“Tidak. Hanya saja, aku gugup menghadapi ulangan tadi” jawab Bendi sedikit berbohong, dia lebih penasaran terhadap temannya.
Segera Bendi menuju belakang sekolah tepatnya di lab fisika. Benar
adanya, Budi di sana, tapi bukan di dalam lab melainkan di kolam di
dekat lab. Dia sedang berbisik.
“Nah, di situ rupanya” kejut Bendi.
Budi kelabakan melihat kehadiran Bendi.
“Sedang apa kau di sini?” tanya Budi.
“Sedang apa? Kau yang sedang apa? Daritadi aku mencari tapi tak kutemukan dimana-mana” balas Bendi.
“Ak…aku sedang bermain di sini” jawab Budi gagap.
“Sendirian? Kenapa kau tidak mengajakku?” tanya Bendi.
“Ah tidak, lupakan saja, ayo kita ke kantin” ajak Budi.
lebih ke schoollife tp nanti ke unsur misteri, kaya gmn misterinya tunggu aja ya hehe
Chapter 1
“Bendi…cepat bangun! Sudah siang nih!” teriak Ibu dari lantai bawah
memekakan telinga. Bendi beranjak dari tempat tidurnya dengan berat
melihat jam weker,
“Hah…sudah jam 7?!” dalam hati Bendi terkaget. Salah satu benda di
tempat tidurnya jatuh menimbulkan suara kelontang cukup keras. Bendi
segera mengambil handuknya, ke kamar mandi dan berganti pakaian,
bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
“Koq baru dibangunin sih, bu…” gerutu Bendi pada ibunya sambil
melahap roti lapis kejunya bersama susu segar yang telah siap dari tadi.
“Eh…koq nyalahin ibu. Kau sudah besar, jadi ibu tidak perlu lagi
mengurus hal-hal kecil seperti ini.” jawab Ibu lantang. Bendi hanya
terdiam, tidak dapat menemukan alasan yang tepat. Secepatnya Bendi
mengambil tas yang telah dipenuhi buku yang diatur asal-asalan sambil
memakan roti lapis yang masih penuh di mulut.
Bendi langsung berangkat tapa berpamit. Seperti biasa, dia selalu
disapa oleh tetangganya yang terbiasa dengan keributan kecil itu.
“Kesiangan lagi hah…Bendi” kata Pak Burhan bernada mengejek.
“Bagaimana dengan Budi, bukankah kita serumpun” balas Bendi.
“Budi tentunya sudah lebih awal berangkat” jawab Pak Burhan menyeringai
sambil menyirami tanamannya. Tidak biasanya Budi berangkat lebih awal.
Dialah teman satu-satunya yang menemani keterlambatan Bendi.
“Pasti ada sesuatu yang membuatnya begini” pikir Bendi.
Bendi pergi ke sekolahnya berjalan kaki karena jarak sekolah dan
rumahnya hanya beberapa meter saja. Lonceng sekolah berbunyi keras sudah
terdengar di telinga Bendi.
“Biarkan saya masuk, Pak” pinta Bendi pada penjaga sekolah.
“Hal yang sangat biasa. Kapan kau akan berubah, eh?” gerutu penjaga
sekolah sambil membukakan pintu sekolah yang sudah tertutup kesekian
kalinya.
“Oh kau lagi!” kata Bu Munich tak terkejut melihat kedatagan Bendi.
“Hari ini ulangan Bahasa Inggris, apa kau lupa?” celoteh Bu Munich memperhatikan Bendi yang menuju ke bangkunya.
“Baiklah, sepertinya waktu kita tepat untuk memulainya” lanjut Bu Munich.
Bendi begitu gelisah melihat soal ulangannya karena dia tidak belajar
semalaman. Dia melihat Budi yang duduk di sebelahnya. Budi hanya
terdiam, terpaku pada satu tujuan, soal ulangan. Sesekali dia berbisik,
seakan-akan dia berbicara sendiri.
Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran berakhir.
Bendi langsung menatap bangku Budi untuk menanyakan bagaimana ulangan tadi tapi ternyata bangku itu telah kosong.
“Heh…kemana perginya anak itu? Bukankah tadi dia di sini?” pikir Bendi heran.
Dia menanyakan pada teman-teman lainnya tapi tidak ada yang mengetahui
keberadaan Budi. Hanya satu orang yang menjawab berbeda namun sangat
singkat.
“Aku tadi melihatnya di lab fisika di belakang sekolah” Nana mengibaskan
rambutnya seakan-akan dialah yang paling menarik di sekolah ini.
“Oh…terima kasih” kata Bendi.
“Bendi!” Nana memegang bahu Bendi.
“Kenapa kau begitu gelisah?” tanya Nana suaranya dimanis-maniskan.
“Tidak. Hanya saja, aku gugup menghadapi ulangan tadi” jawab Bendi sedikit berbohong, dia lebih penasaran terhadap temannya.
Segera Bendi menuju belakang sekolah tepatnya di lab fisika. Benar
adanya, Budi di sana, tapi bukan di dalam lab melainkan di kolam di
dekat lab. Dia sedang berbisik.
“Nah, di situ rupanya” kejut Bendi.
Budi kelabakan melihat kehadiran Bendi.
“Sedang apa kau di sini?” tanya Budi.
“Sedang apa? Kau yang sedang apa? Daritadi aku mencari tapi tak kutemukan dimana-mana” balas Bendi.
“Ak…aku sedang bermain di sini” jawab Budi gagap.
“Sendirian? Kenapa kau tidak mengajakku?” tanya Bendi.
“Ah tidak, lupakan saja, ayo kita ke kantin” ajak Budi.
monday- Cleaning Service
- Jumlah posting : 123
Reputation : 5
Join date : 2012-04-28
Re: Bendi and Friends
napa tu dg si budi.. dy tu yg misterius
furiez- PALADIN
- Jumlah posting : 3297
Reputation : 11
Join date : 2012-04-29
Lokasi : HEAVEN???
Re: Bendi and Friends
hehehe tunggu saja chapter selanjutnya
monday- Cleaning Service
- Jumlah posting : 123
Reputation : 5
Join date : 2012-04-28
Re: Bendi and Friends
cepetin buaaaaaaaaattt
furiez- PALADIN
- Jumlah posting : 3297
Reputation : 11
Join date : 2012-04-29
Lokasi : HEAVEN???
BaliAnime :: TalkActive District :: Gallery :: FanFiction
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum